Tuesday, August 23, 2016

Rahasia Angka 1000 Dalam Al-Qur'an Surat Al-Hajj Ayat 47

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti 1.000 (seribu) tahun menurut perhitunganmu. (Q.S Al-Hajj ayat :47)

Al-Hajj dalam Al-Qur'an merupakan surat ke-22 terdiri dari 78 ayat, Al-Hajj berarti Ibadah Haji. Untuk mengungkap rahasia dibalik angka 1.000 dalam ayat diatas bisa kita simak ayat berikut :
  • Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S Yunus ayat : 5)
...... dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah bagi perjalanan bulan ...... inilah kenapa umat Islam menghitung waktu berdasarkan perputaran bulan (kalender Hijriyah) bukan matahari seperti kalender masehi, dimana dalam 1 tahun bulan mengelilingi matahari hanya 1 kali dan mengelilingi bumi sebanyak 12 kali, jadi dalam 1 tahun ada 12 (dua belas) bulan.
  • Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 (dua belas) bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (Q.S At-Taubah ayat ; 36)
Bahwa menurut teknologi sekarang, bulan berputar pada porosnya juga bulan berputar mengelilingi bumi, dan lamanya atau periode rotasi bulan berputar pada porosnya adalah = lamanya atau periode revolusi bulan mengelilingi bumi, yaitu selama 1 bulan.

Bulan berputar mengelilingi bumi tidak tepat seperti lingkaran tapi berbentuk elips akibatnya bulan mempunyai jarak terdekat dan jarak terjauh dengan bumi seperti yang bisa digambarkan dibawah ini :

Berdasarkan data yang di peroleh dari situs Badan Meteologi Klimatologi dan Geofisika Republik Indonesia ( BMKG), berikut tabel jarak bumi dengan bulan di tahun 2016 :
Dengan demikian rata-rata jarak antara Bumi denga Bulan adalah penjumlahan dimulai dari bulan baru sampai bulan baru dari 10 Januari 2016 s/d 29 Desember 2016 adalah = 18.803.744 Km : 49 = 383.749,9 Km 

Cara menghitung lamanya atau periode revolusi bulan pada orbitnya adalah :

  • Periode revolusi Bulan pada bidang orbitnya dihitung dari posisi fase bulan baru ke fase setengah purnama awal ke fase purnama ke fase setengah purnama akhir dan kembali ke fase bulan baru disebut sebagai periode sinodis, yang secara rata-rata ditempuh dalam waktu 29,53059 hari (29 hari 12 jam 44 menit 03 detik).
  • Bentuk orbit Bulan saat Bulan mengelilingi Bumi adalah ellips. Akibatnya pada suatu saat Bulan akan berada pada posisi terdekat dari Bumi, yang disebut perigee, dan pada saat lain akan berada pada posisi terjauh dari Bumi, yang disebut apogee. Periode revolusi Bulan pada bidang orbitnya dihitung dari posisi perigee ke apogee dan kembali ke perigee disebut sebagai periode anomalistik, yang secara rata-rata ditempuh dalam waktu 27,55455 hari (27 hari 13 jam 18 menit 33 detik).
Cara menghitung lamanya 1 (satu) hari adalah sebagai berikut :
  • Satu hari sideris adalah waktu yang diperlukan bumi berotasi satu putar atau dapat juga dikatan sebagai waktu yang diperlukan bintang melewati meridian di suatu tempat ke meridian yang sama lagi. Berbeda dengan satu hari yang biasa digunakan, satu hari Matahari, yang menyatakan rentang waktu gerak harian Matahari rata-rata satu putar relatif terhadap pengamat di bumi. Dalam satu tahun bumi berotasi 366,2422 kali namun bagi pengamat di muka bumi yang tetap akan melihat Matahari melintas 365,2422 kali. Dengan perbandingan itu dan karena satu hari Matahari adalah 24 jam maka panjang satu hari sideris adalah 86.164,09 detik, atau 23 jam, 56 menit dan 4,09 detik
  • Bumi dalam sistem Tata Sura selain mengelilingi Matahari juga berputar pada sumbunya dengan garis yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan sebagai sumbu putarnya. Hal demikian ini disebut rotasi bumi. Terhadap suatu titik di langit (Vernal Equinox) yang posisinya relatif tetap, bumi memerlukan waktu 23 jam, 56 menit dan 4,09 detik untuk melakukan putaran 360 derajat atau satu hari sideris. Rentang waktu ini sedikit lebih pendek daripada satu hari yang biasa kita kenal yaitu 24 jam.
Cara menghitung panjang orbit Bulan mengelilingi bumi adalah diukur dengan menggunakan rumus keliling lingkaran yaitu :

Keliling Lingkaran = pi (pi = keliling : diameter) x D (diameter)

                                   = pi x (2 x r) (r= jari-jari lingkaran)

Panjang orbit Bulan mengeliling Bumi = 2 x pi x jarak rata-rata antara Bumi dengan Bulan                                                                           = 2 x 3,14159265358979323846 x 
383.749,9 Km 

                                                                        = 2.412142,087 Km
Perhatikan ayat berikut :
  • (Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya. (Q.S Al-Anbiya ayat : 104)
Bisa kita ilustrasikan dari ayat diatas sebagai berikut :
Kalau dilihat tampak depan hasilnya adalah sebagai berikut :
Perhatikan ayat berikut ini :
  • Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. (QS. Al Mulk: 3-5)
Bahwa menurut ilmu astronomi di angkasa ini ada yang disebut Black Hole atau Lubang hitam yaitu bagian dari Ruang Waktu yang merupakan gravitasi paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur. Lubang ini disebut "hitam" karena menyerap apapun yang berada disekitarnya dan tidak dapat kembali lagi, bahkan cahaya.

Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michelel and Pierre Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. 

Pada mulanya, bintang terbentuk dengan kondisi dimana tingkat radiasi dan gravitasinya seimbang. Seiring berprosesnya inti bintang, akhirnya intinya menjadi semakin berat. Dengan itu, maka gaya gravitasi pun semakin besar. Akhirnya, ketidakseimbangan terjadi. Dari sana, maka bintangnya kolaps, dan kemudian mengalami ledakan supernova. Dalam ledakan ini, ada dua kemungkinan hasilnya. Salah satu diantaranya adalah lubang hitam.

Lubang hitam akan mati melalui proses radiasi hawking. Proses ini sederhananya seperti membongkar bagian per bagian dari lubang hitam. Selama berjalannya waktu, lubang hitam akan terus mengecil dan mengecil, hingga akhirnya mengalami ledakan super besar, bahkan ribuan kali lebih besar daripada ledakan bom Hiroshima dan Nagasaki. Akan tetapi, proses ini cenderung memakan waktu cukup lama. Sedangkan ukuran lubang hitam pastilah besar. Maka bisa jadi kita sebagai manusia tidak akan menyaksikan apa-apa dari peristiwa ini.

Bahwa menurut surat Al-Mulk ayat 3-5, Langit terdekat dihiasi dengan Bintang-Bintang, dan Balck Hole atau Lubang Hitam terbentuk dari ledakan sebuah Bintang, mari perhatikan ayat yang dibawah ini :
  • Sungguh, Aku bersumpah dengan Al-Khunus, yang Al-Jawaar Al-Kunus, (Q.S At-Takwir ayat : 15 – 16)
Dalam terjemahan dari Departement Agama Republik Indonesia, Al-Khunus diartikan sebagai bintang-bintang, Al-Khunus berarti tersembunyi dan tidak terlihat seperti setan suka disebut Al-Khanas karena tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia, maka lebih tepat Al-Khunus diartikan sebagai Bintang yang tersembunyi dan tidak terlihat, jadi Allah telah bersumpah dengan Bintang yang tersembunyi dan tidak terlihat.

Al-Jawar dari terjemahan Departement Agama Republik Indonesia diartikan sebagai yang beredar, Al-Jawar artinya bergerak cepat atau lari, sedangakan Kunnas berasal dari kanasa artinya menyapu, miknasah alat untuk menyapu. Kunnas bentuk jamak dari kaanis yang menyapu. Kunnas adalah shigat muntaha jumuk (bentuk jamak paling tinggi) dari bentuk tunggal kaanis.

Jadi Al-Khunus Al-Jawaar Al-Kunus berarti Bintang yang tersembunyi dan tidak terlihat yang bergerak cepat untuk menyapu apa yang dilaluinya. Sedangkan Black Hole memiliki ciri-ciri menyerap apapun yang berada di sekitarnya, dan kita tidak bisa melihatnya.

Bandingkan gambar Balck Hole/Lubang Hitam yang diambil dari situs NASA dengan ilustrasi penjelasan surat Al-Anbiya ayat : 104 diatas mengenai langit yang digulung bagaikan menggulung lembaran-lembaran kertas :



Mirip bukan?

Kembali kepada angka 1.000, perhatikan ayat berikut ini :

  • Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.(Q.S As-Sajdah ayat : 5)
Bahwa yang membawa naik urusan itu adalah Malaikat, dan lamanya Malaikat naik tersebut 1 hari = 1.000 tahun = 12.000 bulan. Berapa kecepatan Malaikat tersebut pada saat naik membawa urusan? bisakah kita menghitungnya dengan adanya patokan 1 hari = 1.000 tahun? kita terjemahkan dalam suatu persamaan sebagai berikut :

1 hari di sisi Tuhan = 1.000 tahun menurut perhitungan manusia 
Naik urusan dibawa "Pembawa Urusan" x 1 hari sideris di Bumi = 1.ooo tahun x waktu tempuh Bulan mengelilingi Bumi (sesuai patokan kalender hijriyah menurut peredaran Bulan mengelilingi Bumi)
Kecepatan "Pembawa Urusan" = (1.000 tahun x panjang orbit Bulan) : 1 hari sideris di Bumi

1.000 tahun = 12.000 bulan
panjang orbit Bulan mengelilingi Bumi = 2.412.142,087  Km
1 hari sideris di Bumi = 86.164,09 detik

Kecepatan "Pembawa Urusan" = (12.000 bulan x 2.412.142,087 Km) : 86.164,09 detik

Sebelum menghitung persamaan diatas perlu diketahui menurut Albert Einstein faktor gravitasi Matahari dieliminir terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang lebih eksak dalam menghitung panjang orbit Bulan mengelilingi Bumi yaitu panjang orbit Bulan eksak dimana ini dpengaruhi oleh gravitasi Matahari terhadap Bumi yaitu gravitasi Matahari membuat Bumi berputar sebesar :

Ve (Kecepatan Eksak Bulan) = V (kecepatan Bulan) x Cos a (derajat kala edar Bulan berbanding kala edar Bumi terhadap Matahari), maka

a     = (Tm : Te) x 360°
Tm = Kala edar Bulan = 27,321661 hari

Te  = Kala edar Bumi = 365,25636 hari 
a= (27,321661 hari : 365,25636 hari) x 360°= 26,92848°

Maka kecepatan eksak Bulan (Ve) = kecepatan Bulan x Cos a 
karena kecepatan Bulan = Panjang Orbit Bulan maka kecepatan eksak Bulan = panjang Orbit Bulan eksak

Maka Panjang Orbit Bulan Eksak = Kecepatan Bulan Eksak = Ve = panjang orbit Bulan x Cos a 
 
Maka Kecepatan "Pembawa Urusan" = (12.000 bulan  x Ve) : 86.164,09 detik
                  = (12.000 bulan x 2.412.142,087 Km x cos a) : 86.164,09 detik
                          = (28.945.705.050 Km x cos 26,92848°) : 86.164,09 detik
                          = (28.945.705.050 x 0,891573158) : 86.164,09 detik
                          = 25.807.213.662 Km : 86.164,09 detik
                          = 299.512,4032 Km/detik

Maka Kecepatan "Pembawa Urusan" = 299.512,4032 Km/detik
  • Malaikat itu diciptakan dari cahaya sedangkan jin dari nyala api dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua. (H.R. Muslim dari Aisyah).
Bahwa Malaikat diciptakan Tuhan dari cahaya, seperti yang kita dapatkan dalam pelajaran fisika, astronomo, dll kecepatan cahaya adalah tetap yaitu kurang lebih sebesar 299.792,458 Km/detik dan belum ada satupun benda yang bisa melebihi kecepatan cahaya sampai dengan saat ini yang diketahui oleh manusia, maka selisihnya adalah = 299.512,4032 - 299.792,458 = 280,0548449 Km/detik, tentunya perbedaan ini banyak dipengaruhi banyak faktor.

Dengan demikian apakah angka 1.000 dari surat Al-Hajj ayat 47 memberitahukan kepada kita mengenai kecepatan Malaikat = kecepatan cahaya? Walahualam! Tapi yang paling utama adalah bahwa Al-Qur'an itu bukanlah buatan Nabi Muhamad tapi merupakan wahyu dari Sang Maha Pencipta!


Demikian semoga bermanfaat

Contact Form

Name

Email *

Message *